
Sejak abad ke 19 para pakar olahraga sudah mulai menyadari bahwa olahraga bukan hanya sekedar aktivitas fisik yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota tubuh seperti otot, tulang dan organ-organ tubuh lainnya, melainkan suatu aktivitas yang juga melibatkan faktor-faktor kejiwaan para pelakunya.
Manusia dikenal sebagai mahluk paling sempurna, yakni merupakan satu kesatuan antar jiwa dan raga yang satu sama lain akan saling mempengaruhi. Sesuatu yang sedang dirasakan oleh jiwa akan sangat berpengaruh terhadap raga, begitu pula sebaliknya. Dampaknya akan sangat terasa pada kondisi penampilannya tersebut yang diantaranya akan timbul rasa takut, tegang, nervous, frustasi, malas, bodan dan perasaan lelah yang berlebihan.
Gejala-gejala kejiwaan pada pelaku olahraga seperti yang telah dipaparkan diatas perlu dipelajari, diketahui dan dipahami agar kita dapat memperlakukan manusia berolahraga secara manusiawi. Dengan memahami faktor-faktorkejiwaan para atlet atau siswa yang dibimbingnya, diharapkan guru atau pelatih olahraga akan makin arif dan bijaksana dalam memperlakukan mereka menuju gerbang kedewasaan sehinggakematangan keolahragaannya pun akan berkembang lebih optimal.
Oleh karena itu pengetahuan dan pemahaman akan masalah-masalah yang berhubungan dengan faktor kejiwaan dalam olahraga baik itu bagi guru, instruktur, pelatih, pengurus maupun pihak-pihak lain yang terkait dalam bidang keolahragaan.
SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI OLAHRAGA
Psikologi Blahraga pertamakali dipakai oleh Norman Triplett pada tahun 1898. Norman Triplett menemukan bahwa waktu tempuh pembalap sepeda menjadi lebih cepat jika mereka berlomba didalam sebuah tim atau berpasangan dibandingkan jika berlomba dinomor perseorangan atau individu. Baru pada tahun 1925, laboratorium psikologi olahraga pertama yaitu dikawasan Amerika Utara berdiri. Pendirinya adalah Coleman Griffith dari Universitas Illinois. Griffith tertarik pada pengaruh faktor-faktor kejiwaan seperti kesadaran mental, ketegangan dan relaksasi otot serta kepribadian terhadap penampilan atlet. Dia lalu menerbitkan dua buah buku yang berjudul The Psychology of Coaching (1926), dan The Psychology of Athletes (1928).
Diathun yang sama , di Eropa juga sudah berdiri sebuah laboratorium Psikologi Olahraga yang didirikan oleh Puni di Institute of Physical Culture in Leningrad. Namun Laboratorium Psikologi Olahraga pertama didunia sebenarnya didirikan pada tahun 1920 oleh Carl Diem di Deutsce Sporthochschule di Berlin, Jerman. Puncak dari berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan yang membuka konsentrasi pembelajaran psikologi olahraga yakni ketika pembangunan International Society of Sport Psychology (ISSP) oleh ilmuan Eropa dan kongres internesional pertama diadakan pada tahun yang sama (1960an) di kota Rome, Italy.
Pada tahun 1966, sekelompok psikolog olahraga berkumpul di Chicago untuk membicarakan pembentukan semacam ikatan ahli Psikologi Olahraga. Merka kemudian dikenal dengan nama North American Society of Sport and Phsycal Activty (NASPSPA). Jurnal tentang psikologi olahraga terbit pertamakali pada tahun 1970 dengan nama The International Jurnal of Sport Phsycology. Kemudian diikuti oleh Jurnal of Sport Psychology pada tahun 1979. Meningkatnya minat penelitian dalam bidang psikologi olahraga diluar laboratorium memicu pembentukan Advancement of Applied Sport Psychology (AAASP) pada tahun 1985.
Kini Psikologi Olahraga telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kongres International Society of Spor Phsychology Conference di Yunani tahun 2000 telah dihadiri lebih dari 700 peserta yang berasal dari 70 negara. American Psychology Association pun telah memasukan psikologi olahraga dalam divisi mendiri yakni divisi 74. Penerbitan dan jurnal pun sudah sangat banyak. Beberapa penerbit dan Jurnal tersebut adalah : International Jurnal of Sport Phsychology (1970), Jurnal of Sport Phsychology (1979), yang kemudian berubah nama menjadi Jurnal of Sport and Exercise Psychology, NASPSPA pada tahun 1988. Penerbitan lain adalah The Sport Psychologist (1987) sampai sekarang. Jurnal of Applied Sport Phsychology (1989) sampai sekarang serta The Psychology of Sport Exercise.
Baca Juga: Sejarah Teknologi Pendidikan
No comments:
Post a Comment
silahkan berkomentar dengan bijak.